Kamis, 04 September 2014

Tentang Nenek

Malam ini, gw lari dari kenyataan, gw ngeberhentiin belajar gw. Gw pengen flashback, karena sebelumnya gw tiba - tiba keinget sama nenek gw yang udah Alm. Sebelum gw cerita lebih lanjut, lebih baik bahasa yang gw gunakan untuk mosting pake bahasa yang lebih sopan, karena ini dengan yang lebih tua. Pake bahasa "aku, saya", ataupun yang lain. Karena kalau memakai kata "gue" kayanya ngga enak. Sape tau nenek gw baca. Ye kan?





Nenekku. Mmmm kayanya kalau aku pake kata "nenek" rasanya beda, aku ngga bisa leluasa, karena dalam sehari - hari aku pake kata "mbah". Aku orang jawa gaes, walaupun dalam pelajaran bahasa jawa nilaiku selalu mepet sama KKM. Yahh.. memang sudah takdir kali ya ;;)

Mbahku itu udah almarhum sejak lama, sejak aku kelas 2 SD, kalau nggak salah ya tahun 2008. Mbahku ini adalah mbah terakhir yang aku punya, karena 3 mbahku yang lain udah almarhum ketika aku belum lahir. Eh enggak. Hanya 2 yang sudah almarhum sebelum aku lahir, yang 1 itu aku udah lahir tapi aku belum ngerti, belum ndolor, belum nyahok. Meninggal ketika aku TK. Dan aku masih ingat betul ketika mbahku meninggal. Jam 2 pagi Ibuku ditelfon saudaraku yang ada di Kudus, mengabari bahwa mbahku telah meninggal. Aku yang masih terlelap dalam mimpi dibangunkan Ibu dan kita langsung ke rumah mbah bersama Mas iparku. Karena aku masih ngantuk, dengan tanpa dosa aku tanya ke Ibuku "Mau kemana tah Buk? Jalan - jalan?" etdah buset, gila apa yak, jalan - jalan jam 2 pagi. Ape lu kate?

Itu meninggalnya Mbahku yang di Kudus, aku sering menyebutnya 'Mbah Wedok'.
Kalau untuk Mbahku yang aku ada diawal cerita itu Mbahku yang hidup serumah denganku. 'Mbah Ibu'. Ya, begitulah aku menyebutnya. Dan aku sering merindukan Beliau. Karena hanya ia mbah yang aku tau sampai dewasa. Mbah yang lain aku tidak tau bagaimana rupanya. Kasihan sekali aku :(

Dulu, ketika ia (mbah ibu) masih ada di dunia, aku sering menyia - nyiakannya *aaa maafkan aku mbah* Dan sekarang, ketika ia telah tiada, aku merindukannya. aku merindukan sosoknya.

Setiap bulan, aku dikasih uang jatah sebesar Rp. 10.000,- dari Mbah ibu. Mungkin itu terbilang sedikit. Tapi, bagi anak kecil usia 7 tahun itu sudah sangat banyak. Untuk dibelikan permen pun dapat beberapa genggam tangan. :")

Pernah, aku melakukan hal konyol. Saat aku kelas 1 SD (kalo gak salah), aku dan temanku menginginkan suatu mainan yang harganya 10.000. Barang itu adalah sebuah mainan salon - salonan. aku ingin membelinya, tapi aku ngga punya uang. Darimana aku bisa dapat uang sebanyak itu. Uang saku sehari saja hanya 2000, bagaimana aku bisa membelinya? Terlintas dipikiranku bahwa tidak lama lagi aku akan mendapat uang jatah dari Mbah Ibu. Ya, dan benar, aku mendapat uang jatahku, dan aku segera membeli mainan itu. Dan entah sekarang ada dimana mainan itu berada. Hilang satu per satu. Ini betul betul sangat konyol! =D

Kadang, jika aku disuruh membantu Mbah Ibu, aku selalu menolaknya dengan berbagai alasan. Padahal, Mbahku hanya menyuruh aku untuk memasukkan benang kedalam jarum, dan aku tidak mau melakukannya. Entah kenapa.
Kadang juga kalau aku dipanggil mbahku buat dimintai bantuan, aku selalu pura - pura tidak mendengar. Oh, sungguh bandel sekali cucumu ini mbah. Maafkan aku. Aku khilaf :(
Hingga pada akhirnya aku hanya bisa menyesali perbuatanku yang pernah aku perbuat dulu. :"(

Dan sekarang aku merindukanmu mbah. Aku ingin mengulanginya lagi.
Aku ingin punya Mbah lagi.
Terkadang aku iri sama temanku yang masih punya nenek/kakek. Setiap liburan, pasti mereka akan berkunjung ke rumah nenek/kakeknya. Dan aku iri akan hal itu!
Terkadang, jika aku melihat temanku/oranglain sedang bersama nenek/kakeknya, aku merasa iri. Aku iri dengan mereka yang masih bisa berbahagia bersama nenek/kakeknya. Aku iri! Aku ingin seperti mereka!

Berbahagialah kalian yang masih mempunyai nenek/kakek.

Satu kalimat Mbah ibu yang masih aku ingat sampai sekarang
"mbesuk, nek kuwe wis kuliah, tak sanguni 100.000"
Ya.. walaupun mungkin itu rada aneh buat kalian kalian, tapi itu kenangan sekali buatku. Jika aku ingat kata itu, mesti pengen nangis. Inget sama Mbah. Aku kangen Mbah :")

2 komentar:

  1. Hai Kak, ikutan acaraku yuk! Klik ini ya http://kak-bi.blogspot.com/2014/08/emotionalseptemberproject-ikutan-yuk.html

    BalasHapus

Kamis, 04 September 2014

Tentang Nenek

Malam ini, gw lari dari kenyataan, gw ngeberhentiin belajar gw. Gw pengen flashback, karena sebelumnya gw tiba - tiba keinget sama nenek gw yang udah Alm. Sebelum gw cerita lebih lanjut, lebih baik bahasa yang gw gunakan untuk mosting pake bahasa yang lebih sopan, karena ini dengan yang lebih tua. Pake bahasa "aku, saya", ataupun yang lain. Karena kalau memakai kata "gue" kayanya ngga enak. Sape tau nenek gw baca. Ye kan?





Nenekku. Mmmm kayanya kalau aku pake kata "nenek" rasanya beda, aku ngga bisa leluasa, karena dalam sehari - hari aku pake kata "mbah". Aku orang jawa gaes, walaupun dalam pelajaran bahasa jawa nilaiku selalu mepet sama KKM. Yahh.. memang sudah takdir kali ya ;;)

Mbahku itu udah almarhum sejak lama, sejak aku kelas 2 SD, kalau nggak salah ya tahun 2008. Mbahku ini adalah mbah terakhir yang aku punya, karena 3 mbahku yang lain udah almarhum ketika aku belum lahir. Eh enggak. Hanya 2 yang sudah almarhum sebelum aku lahir, yang 1 itu aku udah lahir tapi aku belum ngerti, belum ndolor, belum nyahok. Meninggal ketika aku TK. Dan aku masih ingat betul ketika mbahku meninggal. Jam 2 pagi Ibuku ditelfon saudaraku yang ada di Kudus, mengabari bahwa mbahku telah meninggal. Aku yang masih terlelap dalam mimpi dibangunkan Ibu dan kita langsung ke rumah mbah bersama Mas iparku. Karena aku masih ngantuk, dengan tanpa dosa aku tanya ke Ibuku "Mau kemana tah Buk? Jalan - jalan?" etdah buset, gila apa yak, jalan - jalan jam 2 pagi. Ape lu kate?

Itu meninggalnya Mbahku yang di Kudus, aku sering menyebutnya 'Mbah Wedok'.
Kalau untuk Mbahku yang aku ada diawal cerita itu Mbahku yang hidup serumah denganku. 'Mbah Ibu'. Ya, begitulah aku menyebutnya. Dan aku sering merindukan Beliau. Karena hanya ia mbah yang aku tau sampai dewasa. Mbah yang lain aku tidak tau bagaimana rupanya. Kasihan sekali aku :(

Dulu, ketika ia (mbah ibu) masih ada di dunia, aku sering menyia - nyiakannya *aaa maafkan aku mbah* Dan sekarang, ketika ia telah tiada, aku merindukannya. aku merindukan sosoknya.

Setiap bulan, aku dikasih uang jatah sebesar Rp. 10.000,- dari Mbah ibu. Mungkin itu terbilang sedikit. Tapi, bagi anak kecil usia 7 tahun itu sudah sangat banyak. Untuk dibelikan permen pun dapat beberapa genggam tangan. :")

Pernah, aku melakukan hal konyol. Saat aku kelas 1 SD (kalo gak salah), aku dan temanku menginginkan suatu mainan yang harganya 10.000. Barang itu adalah sebuah mainan salon - salonan. aku ingin membelinya, tapi aku ngga punya uang. Darimana aku bisa dapat uang sebanyak itu. Uang saku sehari saja hanya 2000, bagaimana aku bisa membelinya? Terlintas dipikiranku bahwa tidak lama lagi aku akan mendapat uang jatah dari Mbah Ibu. Ya, dan benar, aku mendapat uang jatahku, dan aku segera membeli mainan itu. Dan entah sekarang ada dimana mainan itu berada. Hilang satu per satu. Ini betul betul sangat konyol! =D

Kadang, jika aku disuruh membantu Mbah Ibu, aku selalu menolaknya dengan berbagai alasan. Padahal, Mbahku hanya menyuruh aku untuk memasukkan benang kedalam jarum, dan aku tidak mau melakukannya. Entah kenapa.
Kadang juga kalau aku dipanggil mbahku buat dimintai bantuan, aku selalu pura - pura tidak mendengar. Oh, sungguh bandel sekali cucumu ini mbah. Maafkan aku. Aku khilaf :(
Hingga pada akhirnya aku hanya bisa menyesali perbuatanku yang pernah aku perbuat dulu. :"(

Dan sekarang aku merindukanmu mbah. Aku ingin mengulanginya lagi.
Aku ingin punya Mbah lagi.
Terkadang aku iri sama temanku yang masih punya nenek/kakek. Setiap liburan, pasti mereka akan berkunjung ke rumah nenek/kakeknya. Dan aku iri akan hal itu!
Terkadang, jika aku melihat temanku/oranglain sedang bersama nenek/kakeknya, aku merasa iri. Aku iri dengan mereka yang masih bisa berbahagia bersama nenek/kakeknya. Aku iri! Aku ingin seperti mereka!

Berbahagialah kalian yang masih mempunyai nenek/kakek.

Satu kalimat Mbah ibu yang masih aku ingat sampai sekarang
"mbesuk, nek kuwe wis kuliah, tak sanguni 100.000"
Ya.. walaupun mungkin itu rada aneh buat kalian kalian, tapi itu kenangan sekali buatku. Jika aku ingat kata itu, mesti pengen nangis. Inget sama Mbah. Aku kangen Mbah :")

2 komentar:

  1. Hai Kak, ikutan acaraku yuk! Klik ini ya http://kak-bi.blogspot.com/2014/08/emotionalseptemberproject-ikutan-yuk.html

    BalasHapus